Saturday, March 27, 2010

Subjek Dan Objek Dakwah


Pendahuluan


Latar belakang

Dakwah memiliki system. Sedangkan sebuah system memiliki unsure-unsur yang menjadi bagian penting sebuah system. Beberapa unsure dalam dakwah yakni da’i, mad’u, maddah, wasilah, thariqah, dan atsar. Tanpa adanya unsure tersebut maka dakwah akan berjalan tidak sempurna bahkan tidak akan bisa berjalan.
Disini penulis hanya akan membahas mengenai subjek dan objek dakwah. Yang keduanya adalah yang terpenting dalam unsure dakwah. Disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah dakwah makalah ini dibuat agar kita mendapat tambahan wawasan yang tentunya akan menambah keimanan kita semua amien.


Rumusan masalah

1. Apa yang disebut dengan subjek dakwah?
2. Apa yang disebut dengan objek dakwah?

PEMBAHASAN


SUBJEK DAKWAH

Subjek dakwah biasa disebut dengan da'i adalah orang menjalankan melaksanakan kegiatan dakwah baik lisan ataupun tulisan, baik individu, kelompok maupun lembaga. Da'i oleh kebanyakan orang sering disebut mubaligh yakni orang yang menyampaikan ajaran islam. Namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena khalayak umum sering mengartikannya sebagai orang yang menyebarkan agama islam melalui lisan seperti khatib, penceramah agama dan sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa pengertian dari para pakar dalam bidang dakwah. :
1. Hasyimi, juru dakwah adalah penasihat, pemimpin dan pemberi ingat, yang menasihati dengna baik yang mengarah dan berkhotbah, yang memusatkan jiwa dan raganya dalam wa'at dan wa'id dan dalam membicarakan kampung akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam gelombang dunia.
2. Nasarudin Lathief mendefinisikan , da'i adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai amaliah pokok bagi tugas ulama. ahli dakwah adalah wa'ad, mubaligh mustamain ( juru penerang ) yang menyeru, mengajak dan memberi pengajaran dan pelajaran agama islam
3. M Natsir, pembawa dakwah adalah orang yang memperingatkan dan memanggil supaya memilih, yaitu memilih jalan yang membawa pada keuntungan.
Namun pada dasarnya semua muslim itu berperan sebagai mubaligh atau orang yang menyampaikan ajaran islam. dalam bahasa komunikasi disebut komunikator. untuk itu dalam dakwah yang berperan sebagai da'i adalah :
1. Secara umum adalah setiap muslim yang mukallaf dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu hal yang yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dari misinya sebagai penganut islam sesuai dengan hadits rasul “sampaikanlah walaupun satu ayat”.
2. Secara khusus adalah orang yang mengambil spesialisasi khusus ( mutakhasis ) dalam bidang agama islam yang dikenal panggilan dengan ulama.
Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh da'i secara umum adalah
a. mendalami al qur'an dan sunnah serta sejarah kehidupan rasul.
b. memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi.
c. berani mengungkapkan kebenaran kapanpun dan dimanapun.
d. iklhas dalam melaksanakan tugas dakwah dan tidak tergiur oleh nikmat materi yang hanya bersifat sementara.
Da'i merupakan unsur yang paling penting dalam dakwah karena tanpa adanya da'i, islam hanya merupakan sebuah ideologi yang tidak terwujud dalam kehidupan masyarakat. Sebaik-baiknya ideologi islam yang tidak terwujud dalam kehidupan masyarakat, ia akan tetap menjadi sebuah ide, ia akan tetap menjadi cita-cita yang tidak terwujud jika tidak ada manusia yang menyebarkannya
Abul A'la al Maududi dalam bukunya Tadzkiratul du'atil islam mengatakan bahwa sifat-sifat da'i secara perseorangan adalah sebagai berikut :
1. sanggup memerangi musuh dalam dirinya sendiri yakni nafsu.
2. sanggup hijrah dari hal-hal yang bersifat maksiat yang dapat merendahkan dirinya dihadapan Allah SWT dan dihadapan masyarakat.
3. mampu menjadi ushawtun hasanah bagi mad'unya
4. memiliki persiapan mental :
a. sabar, yang meliputi sifat-sifat yang teliti dan tekad yang kuat, tidak bersifat pesimis dan putus asa, serta selalu menjaga keseimbangan akal dan emosi.
b. senang memberikan pertolongan kepada orang lain dan bersedia berkorban, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta serta kepentingan yang lain.
c. cinta dan memiliki semangat yang tinggi dalam mencapai tujuan.
Dalam tafsir dakwah sifat-sifat da'i tersebut ditambahkan sebagai berikut :
1. tidak bersikap emosional, sebab dia hanya bertugas untuk menyampaikan kebenaran sedangkan petunjuk dan kesesatan ada ditangan Allah SWT. firman Allah dalam surat an-nahl ayat 125 : yang artinya “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan hendak bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya tuhan mu yang lebih mengetahui dan tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl)
2. bertindak sebagai pemersatu umat, bukan pemecah belah umat, mengutamakan pengertian islam yang sebenarnya bukan pengertian islam yang dikebirikan oleh kepentingan pribadi dan golongan. Syekh Muhammad Abduh dalam tafsir "al manar" mengatakan bahwasanya kemunduran umat islam dikarenakan mereka saling membantah dan bercerai-berai dalam kefanatikan masing-masing golongan. tiap-tiap golongan menganggap bahwa setiap tindakannya demi agama, padahal dalam kenyataannya mereka telah merobek-robek umat islam.
3. tidak bersifat materialistis atau dangan kata lain materi tdak menjadi tujuan utama dakwahnya
Quraish shihab menambahkan lagi :
1. da'i harus selalu membaca yang tertulis dan menulis segala hal yang berhubungan dengan masyarakatnya agar dakwahnya lebih menyentuh .
2. da'i harus siap mental untuk menghadapi situasi yang akan dialami.
3. da'i harus memiliki sikap yang terpuji dan sadar akan imbalan yang didambakan dari upaya dakwahnya.

OBJEK DAKWAH

Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u atau penerima dakwah yakni manusia yang menerima isi dakwah dan menjadi sasaran dakwah, baik individu atau kelompok, baik manusia beragama islam atau non-islam.atau dangan kata lain manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama islam tujuan dakwah untuk mengajak mereka masuk ke agama islam. Sedangkan untuk mereka yang beragam islam bertujuan untuk meningkatkan kualitas iman.
Mereka yang menerima dakwah lebih tepat dikatakan sebagai mitra dakwah daripada objek dakwah. Karena sebutan yang kedua lebih ke sifat pasif, padahal dakwah adalah suatu tindakan untuk menjadikan orang lain sebagai kawan berpikir tentang keimanan yang kemudian diupayakan untuk diamalkan bersama-sama. Al Qur’an mengenalkan kepada kita beberapa tipe mad’u. Secara umum mad’u dibadi menjadi 3 kelompok yakni mukmin, kafir, munafik.
Mad’u terdiri dari berbagai golongan manusia. Penggolongan mad’u itu sendiri antara lain:
1. dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, dan lain-lain
2. dari segi struktur kelembagaan ada golongan santri, abangan, priyayi, dll
3. dari segi tingkat usia ada anak-anak, remaja, dewasa.
4. dari segi profesi ada petani, dokter, dosen, dll
5. dari segi social ekonomis ada golongan kaya, miskin dan menengah.
6. dari segi jenis kelamin ada pria wanita.
7. dari segi khusus ada tuna netra, tuna rungu, tuna wisma dll
yang pada intinya semua manusia dari berbagai golongan merupakan mad’u
disamping itu mad’u juga bisa dibedakan berdasarkan respons mereka antara lain :
1. golongan simpati aktif yakni orang-orang yang menaruh simpati dan aktif memberi dukungan moril dan materiil terhadap kesuksesan dakwah. Mereka juga mengatasi rintangan yang dirasa menggangu kesuksesan dakwah, bahkan mereka rela berkorban segalanya demi kepentingan Allah.
2. golongan pasif yaitu mad’u yang masa bodoh dengan kegiatan dakwah namun tidak merintangi dakwah.
3. golongan antipati yakni mad’u yang tidak rela adanya dakwah atau tidak suka akan terlaksananya dakwah. Mereka menggunakan segala cara untuk menghalangi dakwah.


DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Moh.Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. 2004

Yaqub, Hamzah. Publistik Islam. Bandung,:CV Diponegoro. 1981


No comments:

Post a Comment